Bismillah, alakulli ni’mah
Tersebutlah dalam sebuah alkisah seorang yang
pergi berguru mengaji kepada seorang mursyid sangguru namnya,
alkisah
menyebutkan seorang pemuda yang masih belia itu berjalan dari sebuah kampung
menuju kampung berikutnya hingga sampai pada sebuah persimpangan jalan.
Dalam hatinya timbul
syakwasangka akan kepergiannya dalam menuntut ilmu, namun berbekal keteguhan
dalam bathinnya dia melawan bisikan nafsu syaiton yang menjejal dalam jiwanya,
dan menghentakkan semangat pantang surut. Lannjuut.
Disebuah desa pemuda
bertemu dengan seorang tua, maka sang pemudapun bertanya tentang keberadaan
sangguru mursyid yang menjadi tujuannya, maka seorang tua dengan amat
meyakinkan mengabarkan bahwa sangguru telah lama pindah dan berada disuatu
tempat yang sangat jauh dari keramaian.
Hati pemuda itupun kembali
goyah, namun dilawanya kembali rasa putus asa dengan semangat baja yang di
asahnya bertahun-tahun demi sebuah kesempurnaan diri, sembari mengucap
terimakasih atas berita yang diwartakan keatas dirinya sang pemudapun tak
berhenti disi.
Sesampainya dihadapan
mursyid sang pemuda kemudian menceritakan ihwal kedatngannya dari tempat yang
teramat jauh, untuk menimba ilmu pengetahuan, sangguru, mursyid yang di tuju
pemudapun menerawang dan memahami sorot mata pemuda yang sangat sungguh-sungguh
itu, maka dengan karomahnya dibimbinglah pemuda itu bersila pada tepian kolam
kecil yang disudutnya terdapat mata air dan sanggurupun berkata:
Ngkau terlalu memaksakan
dirimu wahai anakku karena sesungguhnya diriku sangat sedikt sekali berilmu
sebagai mana yang engkau yakini, bertahun-tahun aku belajar dari batu itu,
tutur sangguru sambil menunjuk kearah mata air disudut kolam.
Tatap dan pelajarilah
bahwa airyang keras menimpa batu dengan gemericik yang membisingkan telinga tak
pernah ada pengaruhnya terhadap batu yang berada tepat didasar kolam, sementara
di ujung sana setetes air yang menetes perlahan sehari setets demisetetes telah
mampu melobangi batu itu.
Itulah perumpamaan dalam
memberikan pengajaran dan nasihat kepada sesama muslim bahwa sesungguhnya
nasihat dengan ilmu haruslah bersabar dan perlahan-lahan. Jelas mursyid
Sangguru.
Abu Ikbal