Sabtu, 14 Januari 2017

Nafsu saling membunuh dan penciptaan khalifah


Rinjani disebelah selatan tahun 1500 – 1870
Dewi anjani penguasa gunung rinjani yang menjulang tinggi di pinggir laut, berderetan dengan hutan utara sangat indah, terlebih saat matahari mulai menanjak naik, gugusan bukit batu yang memanjang dari timur hingga barat ke tenggara, memesona, menggoda dan mempecundangi mata yang memandangnya, warna biru kehijauan saat matahari berwarna emas menyepuh wajah sasak dalam bingkai sketsa surga terserak.
Sekitar duaratus tahun lalu sekitar seratus jin di panggil menghadap dewi anjani dan diminta kesediaannya untuk mendiami lembah rinjani di sebelah selatan, setiap jin yang menyaksikan kesanggupannya untuk tinggal dicabut bulu yang tumbuh di kening mereka beberapa helai, maka dengan seketika kesaktianya menghilang di sertai gemuruh sebagai pertanda perubahannya yang kekal dari bangsa makhluk halus menjadi manusia biasa.
Diantara mereka banyak yang tidak setuju dengan perintah tersebut kemudian menjelmalah mereka menjadi bake’ bra’, tau salak,beboro dan lain-lain, mereka berlari ketika hendak dicabut bulu kesaktiannya dan enggan menjadi manusia (sebagaimana iblis yang enggan bersujud) sehingga mewujudlah setan-setan dan berusaha menyesatkan manusia-manusia yang bertebaran di bumi yang subur makmur dengan kekayaan alamnya.
Kehidupan awal dimulai dengan bercocok tanam dan membangun tempat tinggal yang berukuran sangat kecil dan unik berukuran sekitar 2x2 meter dengan tinggi kurang dari 3 meter dan bentuk atap unik dari serat ijuk enau yang tahan cuaca panas dan hujan,
Bangsa sasak yang terlahir dari bangsa yang sakti menjadikan mereka ulet dan tekun bekerja keras dan menyburkan bumi sehingga filsafat hidupnya adalah ngaro, ngaret, nganak dalam kurun waktu sekitar seratus limapuluh tahun seluruh penjurunya telah terisi oleh bangsa manusia di sepanjang hutan gawah daye hingga gawah lauk yang membelah Lombok dari utara keselatan sehingga ternampaklah Lombok mirah(Lombok bagian timur hutan) sasak adi (Lombok bagian barat hutan).
Sebagai ratu dewi anjani yang menjaga gunung renjani tidak pernah berhenti mengawasi kehidupan baru ummat manusia di tanah sasak Lombok, bahkan tidak segan-segan mengirimkan utusannya untuk memberikan hadiah berupa kesaktian dan harta pusaka disertai senjata untuk membekali dari liarnya alam lembah rinjani dan tidak sedikit di kirimi harta benda berupa emas, perak dan tembaga melalui sungai-sungai.
Aroma Kemakmuran itu tercium dari tempat yang sangat jauh di sebelah barat pulau sasak Lombok dan mengundang kerakusan seperti iblis yang merindui waktu untuk dapat masuk kedalam surga dan menggoda manusia pertama, bak menanti mentari fajar waktu yang ditunggupun tiba 1618 bangsa adam tergoda oleh kenikmatan dan kekelan hingga terpental di jurang kehinaan yang tak terperikan.
Abad berganti beranak pinakpun terjadi
Iblis dan setan menggoda tiada henti
Hingga akhirnya ummat manusia terciprat
Dan tersisih di ujung mati

(bangsa sasak bersimbah darah seumpama putra adam membunuh saudara sendiri”)