Rinjani disebelah selatan tahun
1500 – 1870
Dewi anjani penguasa gunung
rinjani yang menjulang tinggi di pinggir laut, berderetan dengan hutan utara
sangat indah, terlebih saat matahari mulai menanjak naik, gugusan bukit batu
yang memanjang dari timur hingga barat ke tenggara, memesona, menggoda dan
mempecundangi mata yang memandangnya, warna biru kehijauan saat matahari
berwarna emas menyepuh wajah sasak dalam bingkai sketsa surga terserak.
Sekitar duaratus tahun lalu
sekitar seratus jin di panggil menghadap dewi anjani dan diminta kesediaannya
untuk mendiami lembah rinjani di sebelah selatan, setiap jin yang menyaksikan
kesanggupannya untuk tinggal dicabut bulu yang tumbuh di kening mereka beberapa
helai, maka dengan seketika kesaktianya menghilang di sertai gemuruh sebagai
pertanda perubahannya yang kekal dari bangsa makhluk halus menjadi manusia
biasa.
Diantara mereka banyak yang tidak
setuju dengan perintah tersebut kemudian menjelmalah mereka menjadi bake’ bra’,
tau salak,beboro dan lain-lain, mereka berlari ketika hendak dicabut bulu
kesaktiannya dan enggan menjadi manusia (sebagaimana iblis yang enggan
bersujud) sehingga mewujudlah setan-setan dan berusaha menyesatkan
manusia-manusia yang bertebaran di bumi yang subur makmur dengan kekayaan
alamnya.
Kehidupan awal dimulai dengan
bercocok tanam dan membangun tempat tinggal yang berukuran sangat kecil dan
unik berukuran sekitar 2x2 meter dengan tinggi kurang dari 3 meter dan bentuk
atap unik dari serat ijuk enau yang tahan cuaca panas dan hujan,
Bangsa sasak yang terlahir dari
bangsa yang sakti menjadikan mereka ulet dan tekun bekerja keras dan menyburkan
bumi sehingga filsafat hidupnya adalah ngaro, ngaret, nganak dalam kurun waktu
sekitar seratus limapuluh tahun seluruh penjurunya telah terisi oleh bangsa
manusia di sepanjang hutan gawah daye hingga gawah lauk yang membelah Lombok
dari utara keselatan sehingga ternampaklah Lombok mirah(Lombok bagian timur
hutan) sasak adi (Lombok bagian barat hutan).
Sebagai ratu dewi anjani yang menjaga
gunung renjani tidak pernah berhenti mengawasi kehidupan baru ummat manusia di
tanah sasak Lombok, bahkan tidak segan-segan mengirimkan utusannya untuk
memberikan hadiah berupa kesaktian dan harta pusaka disertai senjata untuk
membekali dari liarnya alam lembah rinjani dan tidak sedikit di kirimi harta
benda berupa emas, perak dan tembaga melalui sungai-sungai.
Aroma Kemakmuran itu tercium dari
tempat yang sangat jauh di sebelah barat pulau sasak Lombok dan mengundang
kerakusan seperti iblis yang merindui waktu untuk dapat masuk kedalam surga dan
menggoda manusia pertama, bak menanti mentari fajar waktu yang ditunggupun tiba
1618 bangsa adam tergoda oleh kenikmatan dan kekelan hingga terpental di jurang
kehinaan yang tak terperikan.
Abad berganti beranak pinakpun
terjadi
Iblis dan setan menggoda tiada
henti
Hingga akhirnya ummat manusia
terciprat
Dan tersisih di ujung mati
(bangsa sasak bersimbah darah
seumpama putra adam membunuh saudara sendiri”)