“Sebuah masalah
terkadang bukan disebabkan oleh orang lain sebagaimana yang kita kira, masalah
itu bisa jadi berasal dari diri kita sendiri”
Di sebuah kota, hidup seorang suami yang khawatir atas kondisi
istrinya. Karena sebuah kejadian, istrinya memiliki pendengaran yang kurang
baik. Iapun berniat untuk membawanya ke dokter spesialis telinga lantaran
kendala yang dihadapi saat berkomunikasi dengan istrinya.
Sebelum pergi
ke dokter spesialis, ia terfikir untuk membawa istrinya ke dokter langganan
keluarga. Akhirnya iapun pergi menemuinya. Setelah sampai di sana, ia
menceritakan masalah yang dialami oleh istrinya. Dokter kemudian memberi arahan
kepadanya bagaimana cara untuk mengecek pendengaran istrinya.
Caranya adalah
dengan berdiri sejauh 40 langkah, lalu ia bertanya/berbicara dengan istrinya
dengan volume suara biasa. Jika istrinya tidak menjawab, maka lebih mendekat
pada jarak 30 langkah. Lalu jika belum dijawab, lebih dekat lagi hingga 20
langkah. Jika belum dijawab juga, mendekatlah hingga 10 langkah.
Setelah
mendengar pengarahan dari dokter, ia kembali ke rumah. Di pagi harinya ketika
jam sarapan, arahan tersebut langsung dipraktekkan. Ia bertanya kepada kepada
istrinya, “Sayang… Kita sarapan pakai apa?” Ditunggu beberapa saat, tidak
terdengar jawaban dari istrinya.
Kemudian ia
mendekat pada jarak 30 langkah dan bertanya lagi ke istrinya, “Sayang… Kita
sarapan pakai apa?” Istrinya masih belum menjawab. Pada jarak 20 langkah ia
kembali bertanya, “Sayang… Kita sarapan pakai apa?” Belum juga ada jawaban.
Jarak 10 langkah ia bertanya lagi, “Sayang… Kita sarapan pakai apa?” Ternyata
belum juga terdengar jawaban.
Akhirnya ia
masuk ke dapur dan berdiri di belakang istrinya lalu mengulang kembali
pertanyaan, “Sayang… Kita sarapan pakai apa?”Istrinya pun langsung menjawab,
“Sayangku… Dirimu gak dengar ya, udah 5 kali ini pertanyaanmu aku jawab, kita
sarapan pakai ayam bakar.”