Tulisan ini
merefleksikan akan renungan-renungan yang cukup mendalam dari beberapa hasil
diskusi dengan sahabat-sahabat lama seperjuangan serta memikirkan akan masa
depan yang akan kami jalani bersama-sama. Saat ini kami tertarik untuk membahas
mengenai potensi dan kiprah Ikatan Santri Alumni Institut Agama Islam
Hamzanwadi NW Pancor.
Memang sudah banyak
sekali gagasan yang dimiliki oleh para senior alumnus Institut Agama Islam
Hamzanwadi NW Pancor untuk membuat sebuah wadah perkumpulan alumnus Institut
Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor dari daerah-daerah bersatu dan menasional.
Saya konfirmasi kepada teman-teman alumni lain, ternyata mereka sudah lama
ingin menggagas dan merealisasikan adanya wadah Alumni Institut Agama Islam
Hamzanwadi NW Pancor yang resmi secara nasional. Namun sepertinya ide hanyalah
ide, sepertinya belum ada penggerak utama dalam gagasan ini.
Saya sangat menghormati
dan layak diapresiasi untuk seluruh alumnus Institut Agama Islam Hamzanwadi NW
Pancor yang sudah mendirikan komunitas Institut Agama Islam Hamzanwadi NW
Pancor di daerahnya masing-masing. seperti Institut Agama Islam Hamzanwadi NW
Pancor Jabodetabek, Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor Bali, Sulawesi
dan beragam komunitas Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor lainnya. Itu
pun komunitas Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor bertingkat provinsi,
belum lagi saya sebutkan komunitas Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor
yang lebih rinci ke beberapa daerah kabupaten/kota. Bisa dikata, Institut
Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor seperti layaknya NU. Ia tumbuh dari bawah
setiap ‘daerah’ (Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor Daerah) bukan karena
tuntutan yang menekan dari ‘atas’ (Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor
Pusat). Dan itulah sejatinya pergerakan dalam masyarakat yang lebih maksimal
dan mudah diberikan intruksi yang efisien dan tepat.
Ada beberapa alasan dari
kami menganggap penting berdirinya sebuah organisasi santri alumni Institut
Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor Nasional, diantaranya :
1. Keseragaman visi dan
misi
Visi abadi santri Institut
Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor adalah nasihat Maulana kepada seluruh alumni
yaitu untuk terus mensyiarkan Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor
seluas-luasnya. Bahkan, dalam suatu forum, beliau pernah memberi wasiat kepada
alumni agar mengajarkan Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor
seminim-minimnya kepada seluruh orang. Apa yang bisa dilakukan untuk terus
mensyiarkan Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor seluas-luasnya ? Memang
kita akui Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor sukses untuk sebagian
beberapa lembaga pendidikan. Namun masih banyak juga yang terlunta-lunta dalam
mengembangkan Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor di sebagian daerah. Institut
Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor perlu terus diinovasi dan dikreasi sesuai
relevansi dengan kondisi saat ini. Dalam menjembatani dua kesenjangan ini yang
dibutuhkan adalah, KONEKSI. Koneksi hanya bisa terjalin dengan komunikasi dan
komunikasi harus diwadahi dalam sebuah organisasi.
1. Pemberdayaan potensi
terintegrasi
Kurang lebih Institut
Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor sudah 14 tahun hadir dan eksis di Nusantara
ini. Sudah ribuan santri yang mempelajari Institut Agama Islam Hamzanwadi NW
Pancor, diwisuda dan tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Lalu apa yang
kurang ? Ya, KONEKSI. Secanggih apapun teknologi, sehebat apapun media sosial
baik Facebook, Twitter, Instagram, dll jika belum ada sebuah organisasi resmi
santri alumni Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor yang menasional tetap
saja akan terbengkalai dan kurang optimal. Ikatan ruhani kita hanya terjangkau
dengan alumni Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor se-daerah saja belum
bisa menjangkau se-Indonesia. Kita hanya akan berdiri masing-masing tanpa
memperdulikan Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor daerah lain.
Saya yakin Anda tahu
tentang Jaringan Pesantren Darul Quran binaan Ustadz Yusuf Mansur dengan
gagasan Indonesia Mengaji. Lalu langkah konkritnya apa ? Ust YM dan Tim
menggagas jaringan Ratusan Rumah Tahfidz tersebar di seluruh daerah Indonesia.
Tidak inginkah kalian membangun ratusan bahkan ribuan Rumah Institut Agama
Islam Hamzanwadi NW Pancor tersebar di Indonesia bahkan dunia. Mungkin jika
didengar cita ini hanya imaji saja, namun saya sendiri yakin kita bisa
membangun bersama.
Pemberdayaan potensi masing-masing daerah dari alumni Institut
Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor perlu diintegrasikan (disatukan). Paling tidak
kita dapat melihat beberapa aspek aktifitas dan ruang yang bisa menjadi modal
untuk dikembangkan; Pertama,
kiprah alumni yang bergerak di dunia pendidikan (pesantren, sekolah, madrasah,
lembaga kursus), Kedua kiprah
alumni di ranah ekonomi, Ketiga, kiprah alumni di ranah politik. Keempat, kiprah alumni dalam dunia
sosial-kemasyarakatan (mubalig, aktivis budaya, aktivis sosial, penggiat LSM,
tokoh masyarakat). Kelima,
ruang alumni di bidang pemerintahan (departemen, lembaga tinggi negara,
komisi-komisi negara). Keenam, kiprah dan ruang alumni di ruang profesional (wartawan,
akademisi, profesi khusus).
Saya sendiri belum
terlalu faham secara keseluruhan teman-teman alumni Institut Agama Islam
Hamzanwadi NW Pancor lain apakah sudah berkarir di bidang apa. Apakah mereka
bergerak di bidang pendidikan, ekonomi, profesional, atau pemerintahan. Memang
pembahasan ini sepertinya terlalu luas. Namun kapan lagi kita akan menggagas
ide yang besar atau sangat besar seperti ini.
·
MEMBACA POTENSI ALUMNI
Mari kita bahas analisa
sejauh mana potensi alumni yang bisa “dimainkan” sehingga masing-masing ruang
dapat memberikan keuntungan tersendiri bagi alumni. Ada beberapa aspek yang
kami ringkas dalam mengamati potensi alumni ini. Kita awali dari salah satu
aspek menarik dan layak diperhatikan yaitu dalam ranah pendidikan.
Membaca dunia pendidikan
sekarang ini sangat menarik, selain karena selalu eksis, dunia pendidikan
adalah dunia pengabdian bahkan dalam ranah tertentu dapat menjadi ruang bisnis
yang sangat prospek. Secara tidak langsung, ini merupakan potensi bagi alumni
pesantren Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor yang selama ini banyak
bergerak di wilayah pendidikan, apalagi sektor pendidikan yang digarap alumni
cukup bervariatif.
Ada yang mengelola
pesantren, madrasah, sekolah umum, lembaga kursus, dan lain sebagainya. Tentu
kita juga tidak bisa mengenal satu persatu peran alumni di setiap ruang
pendidikan namun setidaknya kita bisa tahu siapa alumni yang sudah ‘sukses’
mengembangkan karirnya dan siapa yang masih merintis dan kritis. Sehingga ada
sebuah sinergi terpadu yang saling memberikan keuntungan baik motivasi, ruhani,
maupun finansial.
Terjun dan beradaptasi
ke ranah masyarakat yang persoalannya sangat kompleks membutuhkan waktu yang
tidak sedikit. Disinilah peran KONEKSI. Para alumni yang sudah bertahun-tahun
bergelut di ranah pendidikan seharusnya bisa memberikan stimulus dan
pengalamannya kepada para alumni Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor Muda
yang baru masuk ke bidang kemasyarakatan. Sehingga para Institut Agama Islam
Hamzanwadi NW Pancor Muda bisa berakselarasi dalam memahami kebutuhan
masyarakat yang ditempatinya lantaran adanya komunikasi yang baik.
Jauh ke depan, para generasi Institut Agama Islam Hamzanwadi NW
Pancor sadar bahwa Metode Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor saja belum
cukup. Diperlukan sebuah ilmu Manajemen Pendidikan misalnya bagaimana memajukan
dan mengembangkan kelembagaan pendidikan, SDM pendidikan, mengembangkan potensi
peserta didik atau santri, pendekatan pembelajaran ter-update era masa kini seperti apa. Bagaimana memahami
kebutuhan antara masyarakat desa dan kota.
Kita sudah saatnya butuh
data-data berapa alumni Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor, siapa alumni
yang pengusaha, pendidik, aktivis sosial, tokoh, sepenuhnya masih belum bisa
teridentifikasi. Kalau melihat rata-rata, maka ranah pondok pesantren lah yang
mendominasi dalam hal ini, meskipun jaringan pondok pesantren yang dikelola
alumni Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor belum setenar atau sebagus
jaringan pondok pesantren yang dikelola oleh alumni pesantren modern Gontor.
Kita juga belum membahas
aspek ekonomi yang bisa dikembangkan. Aspek ini kita bisa belajar banyak dengan
Ikatan Alumni Sidogiri dengan BMT-nya. Juga pengelolaan Koperasi Pesantren yang
dikembangkan sendiri oleh Sidogiri menjadi Toko Basmalah yang sudah ratusan
tersebar di Indonesia.
Belum lagi kita membahas
potensi percetakan yang dimiliki Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor.
Bagaimana mengelola bakat dan minat santri dan alumni dalam bidang jurnalistik,
kepenulisan dan lain sebagainya. Bagi alumni Institut Agama Islam Hamzanwadi NW
Pancor yang sudah memiliki banyak tulisan dan akan dijadikan buku tidak usah
bingung mau diterbitkan dimana, kita memiliki Alvin, Percetakan Institut Agama
Islam Hamzanwadi NW Pancor yang sebenarnya terbuka menanti karya-karya santri
untuk diterbitkan.
Belum lagi mereka para
alumni Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor yang menjadi penulis yang
sudah mapan bisa melatih adik-adiknya untuk bersemangat menulis produktif.
Makanya saya senang ada gebrakan progam baru dari Santri Illiyin dengan Seminar
Jurnalistiknya, Seminar Pendidikannya, dan event-event pesantren yang
sebelumnya belum pernah ada. Apalagi santri Illiyin Institut Agama Islam
Hamzanwadi NW Pancor pernah dikunjungi KURMA YAMAN (Santri Institut Agama Islam
Hamzanwadi NW Pancor yang studi di Yaman) menambah semangat kepada santri Institut
Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor. Sebenarnya embrio-embrio jalinan komunikasi Institut
Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor Pusat dengan Institut Agama Islam Hamzanwadi
NW Pancor daerah sudah mulai muncul. Tinggal bagaimana kita terus memperbaiki
dan membangunnya.
Hal-hal seperti itulah
yang semestinya kita perhatikan dan menjadi prioritas bagi seluruh teman-teman
alumni Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor. Kalau alumni-alumni Institut
Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor sudah beres dengan persoalan konsolidasi dan
komunikasi maka kita akan terus membangun kualitas masing-masing peran alumni,
saling berbagi peran dan mensinergikannya.
Pada
akhirnya saya akhiri dulu tulisan ini dengan penuh semangat untuk mengawali
hari yang cerah ini tentunya diiringi dengan ngopi atau jika kalian tidak
biasa, bisa juga ngeteh di teras dan bisa sedikit siap-siap kami bisiki namun
tegas bahwa :
“Gagasan Besar, Butuh
Perjuangan Besar Kawan,”
Salam Rindu,
Abu Ikbal.