Kamis, 23 April 2015

Ar-Ra'du (Pandangan Masyarakat Lombok Tentang Hujan)


Manstream Masyarakat Tentang Hujan Yang Turun Sepanjang Musim Tak Sekedar Difahami Sebagai Sebuah Penomena Atau Aktivitas Natural Semata-Mata, Karena Masyarakat Sasak Pada Umumnya Selain Mengimani Islam Sebagai Agama Yang Paling Mulia Juga Tidak Bisa Melepaskan Kepercayaannya Terhadap Korehensivitas Alam Sebagai Sebuah Kosmos.
Tulisan Singkat Ini Saya Tujukan Sebagai Sebuah Upaya Mengungkap Kondisi Masyarakat Dulu Sekarang Dan Yang Sedang Berkembang Di Tengah-Tengah Kehidupan Sosial Mereka Dari Sudut Pandang Rutinitas Alamiah.
Beberapa Istilah Yang Sering Di Ungkapkan Masyarakat Tentang Perubahan Cuaca Dan Iklim Terutama Musim Penghujan Cukup Unik Berikut Diantaranya:
1.       Pembesok Lindur
Biasanya Terjadi Di Akhir Atau Pertengahan Oktober Aktivitas Bumi Pada Waktu Kemarau Menyebabkan Struktur Tanah Di Dalam Perut Bumi Semakin Renggang Akhirnya Menurut Teori Gempa Kondisi Itulah Yang Menyebabkan Terjadinya Gempa Dan Hujan Yang Turun Seterlah Terjadinya Gempa Disebut Pembesok Lindur.
2.       Ombek Tengkong.
Ombek Tengkong Adalah Gerimis Yang Turun Terus Menerus Disertai Dengan Cuaca Mendung Selama Berhari Hari, Kondisi Ini Di Tandai Dengan Aktivitas Alam Yang Gersang Kemudian Berubah Menjadi Subur Dan Menghijau, Kebanyakan Pada Waktu Ini Banyak Tumbuh Cendawan Oleh Sebab Itulah Masyarakat Menyebutnya Dengan Istilah Ombek Tengkong.
3.       Ombek Nyale
Nyale Bukan Sesuatu Yang Asing Lagi Di Indonesia Apalagi Di Lombok. Semetara Ombek Adalah Kata Lain Dari Aura Jadi Hujan Ombeknyale Adalah Aktivitas Alami Yang Terjadi Di Pertengahan Desember Hingga Pertengahan Pebruari Sepanjang Tahun, Biasanya Terjadi Selama Seminggu Berturut-Turut Disertai Petir ,Badai ,Dan Halilintar, Menurut Masyarakat Sasak Kondisi Inilah Yang Terjadi Ketika Putri Mandalika Hendak Menceburkan Diri Kelaut Dan Berubah Wujud Menjadi Nyale Dan Padi, Hal Ini Terjadi Karena Ketika Hujan Ini Turun Padi Yang Di Tanami Masyarakat Sudah Mulai Tumbuh Dan Sudah Bunting
4.       Nyale Poto
Istilah Nyale Poto Adalah Hujan Yang Terjadi Berturut Di Sertai Gerimis Berkelanjutan Atau Sebagian Masyarakat Menyebut Hujan Ini Dengan Nama Ujan Pengompal Jami, karena panen raya sudah usai hujan ini biasanya turun sekitar maret hingga april sepanjang tahun
5.       Ujan Kembalit.
Ujan Kembalit Sama Kondisinya Dengan Pembesok Lindur Namun Kali Ini Hujan Ini Sebagai Awal Terjadinya Pancaroba Atau Pertukaran Musim.

Q.S Ibrahim dan Budaya Jual Balit,


Istilah Mudharabah Atau Mengerjakan Lahan Milik Orang Lain Untuk Diambil Manfaatnya Mulai Diperkenal Semenjak Ulama’ Fiqih Mulai Mengkaji Khazanah Keislaman Secara Mendalam Dikarenakan Kebutuhan Ummat Yang Semakin Komplek, Dalam Kontek Tersebut Islam Memperbolehkan Pemeluknya Untuk Melaksanakan  Praktik-Praktik Ekonomi Yang Menjadi Tangga Menuju Kesejahteraan Tanpa Melakukan Pembedaan Kasta,
Saya Seorang Sarjana Hukum Islam Semenjak 2007, Mulai Mengkaji Lebih Mendalam Tentang Praktik Tersebut Dengan Harapan Mampu Menemukan Sebuah Solusi Bagi Kebuntuan Ekonomi Yang Selama Ini Membelenggu Diri Saya, Hasilnya Cukup Baik Terbukti Semenjak Dua Tahun Dalam Kegamangan Saya Bertemu Dengan Seorang Yang Mampu Menunjukkan Hal Tersebut Dan Hasilnya Sangat Baik. Sekali Lagi Saya Ucapkan Terimakasih Atas Jasanya,
Bagi Masyarakat Sasak Terutama Di Tempat Tinggal Saya, Praktik Jual Balit Dan Beli Balit Dilakukan Hampir Sepanjang Tahun, Hal Tersebut Dilakukan Masyarakat Bukan Hanya Atas Dorongan Ekonomi Semata, Namun Sebagai Upaya Untuk Mengamalkan Praktik Ta’awun Yang Menjadi Pondasi Awal Pelaksanaan Syariat Islam Yang Menjadi Rahmatan Lilalamin.
Taksiran Harga Jual Dan Harga Beli Balit Berkisar Antara 100-150 Ribu Per-Arenya Sehingga Harga Satu Hektarnya Hampir Mendekati 10.000.000, Dengan Penghasilan Yang Cukup Memadai Sekitar 15.000.000 Permusimnya, Ditambahlagi Dengan Penghasilan Di Musim Tanam Penghujan . Ada Dua Istilah Yang Paling Populer Yang Di Dengar Dalam Praktik Jual Beli Ini, Yaitu Kata Taun (Musim Hujan) Dan Kata Balit (Musim Kemarau).
Fitback dari praktik ini selain mampu mencipta lapangan pekerjaan juga bisa menambah relasi bagi kedua belah pihak dimana pihak pertama bisa mendapatkan pekerja handal untuk mengerjakan lahan yang tidak mampu dikerjakan oleh dirinya sendiri, sedangkan keuntungan bagi pihak kedua adalah mengasah potensi diri yang dimiliki terutama dalam kompetensi sebagai petani atau pekebun.
Kendala yang dihadapi pihak terkait hal jual beli balit ini terutama dirasakan oleh pihak kedua sebagai pembeli adalah meningkatnya harga jual yang terus menerus mengalami kenaikan dari tahun ketahun disebabkan oleh tidak adanya standarisasi atau patokan baku yang digunakan pihak pertama atas pihak kedua sehingga semua resiko ditanggung pihak kedua.

(Abu Ikbal)

Minggu, 19 April 2015

Al Insaan dan Causalitas

Orang itu.............
Oleh: chairil anwar

Orang itu tak bernama,
Membuka mata
Bagaikan matahari terbit diufuknya,
Bergerak memenuhi persada,
Bagai sinar surya menerpa pada,
Orang itu tak bernama,
Digunung,lembah,ngarai,lautan,pesisir pantai,
Perkampungan,hutan hingg kota, dan Kolong jambatan
Orang itu tak bernama,
Berseragam rapi,berbaju kumuh dan bertelanjang,
Orang itu tak bernama,
Berpesta,bergembira,bersorak,sedu dan berduka.
Orang itu tk bernama,
Mendengus bagai baling pesawat dan badai,
Menderu-deru bagai ombak,
Menghentak bagai halilintar,
Membalik dan membajak dunia,
Orang itu tak bernama,
Lahir dari kehinaan,mengejar kemulyaan,
Mewarisi kemewahan,kebanggaan
 Bahkan mewarisi penderitaan,
Orang itu tak bernama,
Tak pernah menemukan jati diri,
Karena mereka tak punya jati diri.

Lombok timur,19/04/2015

Sabtu, 18 April 2015

KESALAHAN RESMI

KESALAHAN RESMI
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Entengnya lidah mengucapkan "harta, tahta dan wanita" bukan sebatas kebetulan di mana fonem-fonem pembentuk kata dan kalimatnya yang bertaut halus sehingga kerongkongan dan lidah begitu mudah meloloskan bunyi itu melalui gusi dan bibir. Kendang telingapun merasakan buaian ketika menerima getarannya.
Dalam idealisasi hidup, ketiga faktor: harta, tahta dan wanita menempati posisi stretagis dan tak tergantikan. Tanpanya ide bahagia dunia dan akhirat itu hanyalah uthopia belaka.
Adagium harta tahta dan wanita berurutan bagai anak tangga dan pencapaiannya berlangsung hirarkis; Dengan hartalah tahta diraih, setelah harta dan tahta didapat pada ujungnya akan diperhambakan untuk meraih wanita. Tentu saja adagium ini digunakan secara negatif karena ranah terapannya digambarkan di dalam lingkaran nafsu, syahwat dan birahi. Nafsu dan syahwat yang melampaui akal sehat akan memperbudak akal fikiran manusia. Berikut kata pujangga Ibnu Duraid:
" Nafu syahwat adalag predator bagi akal, barang siapa yang akalnya mampu mengekang syahwatnya maka selamatlah dia"
Adalah kesalahan besar dalam adagium itu karena meletakkan kata wanita pada jajaran objek. Cleopatra telah membuktikan bahwa wanitapun, setelah mendapatkan harta dan kekuasaan bisa menjadi subjek atau lebih tepatnya budak dari harta dan kekuasaannya. Cleo menjadi petualang syahwat sepanjang tiga dinasty (Ptolemy, Yulis Caesar dan Mark Anthony). Semua hal akan menjadi enteng dan diperalat untuk memenuhi syahwatnya: menikahi dan membunuh ayah serta saudaranya, berselingkuh, menikahi dan akhirnya membunuh para kaisar dan ksatrianya.
Lebih dahsyat dari itu adalah Lucrezia, seorang wanita yang tidak hanya diperbudak oleh harta, tahta dan syahwat tetapi juga melibatkan ideologi agama. Kekejaman kemanusiaan yang tidak terperi sanggup dilakukannya sehingga (konon) Wanita yang menyamar sebagai Paus Roma ini saban hari menyembelih gadis-gadis dan mandi dengan darah mereka untuk sekedar mempertahankan kemulusan kulitnya [Baca: Buku 'Sign of the Cross' yang ditulis Chris Kuzneski].
Nasi telah menjadi bubur, seharusnya adagium itu berbunyi: "harta, tahta dan syahwat". Hanya saja kedengarannya tidak begitu enak. Manusia memang kenyataannya lebih suka ke-enakan ketimbang kebenaran. Mungkin karena itulah Al-Qur'an mengharamkan mendekati apa saja yang akan menenggelamkan manusia ke dalam kubangan syahwat "Jangalah kau dekati zina, karena dia penuh kenistaan dan jalan yang terburuk" (Q.S.: An-Nisa 22, Al-Isra 32).
Gejolak fikiran seperti apa yang membekap otak kita ketika menyaksikan seorang manusia bernama Freddy Budiman yang sanggup bekerja keras dan dalam bahaya pula sebagai aktor utama pengedar narkoba berskala dunia. Untuk apa dia begitu tega menghancurkan masa depan puluhan juta anak manusia termasuk dirinya sendiri? Renungkanlah penuturan penuturan Vanny Rossyane, yang mengaku sebagai kekasih Freddy, Juli 2013, tentang Fasilitas bilik asmara di LP Narkotika Cipinang, [Baca: Kompasdotcom]
Satu hal lagi yang penting diingat tentang para petualang syahwat dan birahi (tak peduli laki-laki atau wanita): Akhir hidupnya tragis dan memilukan.
Sekalipun Rasulullah s.a.w. melarang keras sikap iri, karena iri itu (sabda beliau) bagaikan api yang sedang melahap kayu bakar. Namun iri dibolehkan ketika kita melihat "ilmuwan dan hartawan" yang menggunakan ilmu atau harta mereka dengan benar dan pada hal-hal yang benar. Implementasi sikap iri yang benar disini adalah: Jika anda sendiri dikaruniai kepintaran dan atau kekayaan maka JANGANLAH menjadikannya alat untuk memuaskan nafsu syahwat. Oh ya, hampir lupa 'Saya juga' kena. Maka berhati-hatilah kita semua, sebab kita juga manusia khan?
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.


Luqman dan Sistem Fhaternalistik

Kehadiran anak sebagai amanah merupakan sebuah anugrah allah swt. Mereka yang lugu,lucu,kocak dan lain sebagainya mampu menghadirkan segala keceriaan sekaligus menghapus segala permasalahan yang mencoba menghimpit kehidupan para orang tua,
Anak sebagai amanah tentunya sangatlah layak di sebut sebagai sebuah benda yagng bisa kita atur atas dasar keinginan para walinya oleh karena itu sangatlah tidak berlebihan hadits rasulullah saw menjelaskan tentang peran penting orang tua dalam membentuk karakteristik anak.
Sebagian mazhab pemikiran mengimani konsep hadhanah atau pemeliharaan anak harus diserahkan kepada ibu karena wanita dan kaum ibu memiliki kecerdasan emosional namun yang paling berpengaruh untuk mencetak karakter andalan maka sebenarnya adalah tugas ayah atau bapak.
Ulasan hadits nabi menjelaskan sebagai berikut
kullu mauludin yuuladu alal fitrah, wakana abawa huma an yumajjisanihim au nusronihim”
Secara tekstual tugas membentuk di serahkan kepada Abawahu yang maksudnya adalah ayah atau bapak, kondisi masyarakat yang menganggap tabu mengasuh anak yang di lakukan oleh kaum adam ini, akan tetapi alqur’an memperterang alibinya dengan menghadirkan  sebuah surat fhaternalis yaitu surah luqman yang menceritrakan tentang kemampuan asuh seorang bapak atau ayah kepada anaknya, sehingga karakternya sebagai anak shalih dapat terwujud.
Semoga tulisan singkat ini mampu menggugah semangat kaum adam dalam mendidik anak karena tidak sedikit anak-anak yang di didik bersama ayahnya memiliki kecerdasan lebih. Akhirnya segala ikhtiar dan upaya manusia kita serahkan hasilnya kepada allah swt.
Lombok timur, 18-042015

Abu Iqbal

Jumat, 17 April 2015

Qur,an dan pepohonan

Kalimantan timur, sebuah provinsi dengan hasil kayu terbesar di indonesia dengan luas mata memandang,dari sebelah barat hinggga timur, berbatasan dengandaerah terbenamnya matahari disebelah barat.
Sebuah pulau yang ditanami kayu dengan jumlah hampir milyaran pohon,menjulang tinggi mecakar angkasa,dengan akarnya menerkam bumi,hampir setara dengan jumlah bintang dilangit, bila diamati dari ketingggian maka tanah merah akan berubah menjadi permadani hijau disamping hamparan biru lautan indonesia.
Kayu kalimantan istilah yang populer di indonesia untuk menyebut hasil hutan untuk material bangunan berbahan kayu yang legendaris memang tak hanya isapan jempol belaka, kayu yang paling kuat dengan warna hitam legam bagai besi muda kecoklatan adalah kayu yang banyak dijumpai di seluruh wilayah kabupaten sepanjang kalimantan timur.

Kayu dengan jenis yang satu ini adalah peninggalan penjajah belanda menurut  legendanya karena ditanam sekitar abad 17-18, berbatang keras dengan waktu tumbuh dan besar yang cukup panjang berkisar antara 50-40 tahun, biasanaya disebut kayu ulin karena warnanya hitam kecolatan seperti ikan ulin, selain ulin juga banyak jenis kayu seperti meranti dan gaharu adalah tumbuhan yang selalu di buru didaerah khatulistiwa ini.

Rabu, 15 April 2015

Pada sebuah padang

Sepuluh hari yang lalu, aku tinggalkan anak dan istriku, berfikir sendiri, lmenuju sebuah pulau bertanah merah . diatasnya aku mencoba bertahan hidup menghadapi kerasnya persaingan dengan lilitan hutang yang kian mengguruta.
Disebuah padang di penghujung oktober, kini aku mulai menemukan kehidupan yang telahku tingggalkan, semenjak meninggalkan anak-anakku,dan istri yang sedang mengandung anak ketigaku, tak ada yang bisa aku jelaskan dengan alasan yang paling mendasar sehinggga aku meningggalkan anak-anak murid disekolah tempatku mengabdikan ilmu pengetahuanku,orang tua dan orang-orang yang selalu bersama-sama denganku selama ini.
Di sebuah padang yang sesak dengan tumbuhan ilalang aku mencoba mencari jarak,mengamati jengkal demi jengkal tanah yang mungkin bisa aku duduki, kemudian mengatakan kepada alam betapa kerasnya sebuah perjuangan.
Disebuah padang, saat matahari sudah mulai condong dan memudarkan sengatnya, ketika bayangan pohon-pohon sudah  mulai memanjang kearah barat, aku mulai membuka lembaran baru buku yang telah aku pesan dari teman beberapa hari kemarin ketika kuhirup udara segar berkabut tipis yang menyelimuti pepohonan sawit yang berbaris rapi bagaikan serdadu perang yang menghijau sepanjang pegunungan, ketika hujan telah mengguyur bumi.

Penajam Pasir Utara, Kaltim,  30 oktober 2015 (Abu Ikbal)

Selasa, 14 April 2015

Musafir

Mencitrakan Nusa Tenggara Barat, Didaerah lain tak semudah menceritakannya, betapa tidak tungtutan NTB untuk menjadi lumbung nasional ternyata harus menguras energi lebih besar baik fikiran maupun mental, saya memasuki kalimantan di minggu ke3 bulan oktober ketika musim panas memanggang penduduk negeri bermayoritas muslim itu, berjalan semenjak matahari mulai menghangatkan punggung hingga melakukan check-in di bandara internasional lombok waktu itu tepat pukul 07:30, perasaan yang menyelinap dibenak saya kala itu bermacam-macam, mulai dari rasa penasaran hingga rasa tak sabaran, maklum saja pengalaman pertama mengendarai singa terbang yang berjuluk Lion Air.
Lepas landas tepat 08:45 menit mengantarku sampai di bandara internasional juanda surabaya, transit beberapa menit lemudian lanjut hingga bandara internasional haji sulaiman di balik papan, pengalaman terbang yang cukup mengesankan,seorang anak kampung terbang melintasi lautan indonesia yang diapit zamrud hijau hutan yang mulai meranggas di panggang panas bulan oktober.
sampai di balik papan setelah pukul 14:15 berjalan keluar dari palataran badara, bertemu dengan sopir angkutan umum,pengojek dan penawaran jasa travel, dengan tujuan ingin melihat secara lansung daerah yang kaya dengan hasil kayu tersebut saya nekat naik ojek dengan harapan semoga saya lebih merasa dekan dengan kondisi alamnya, hampir lima jam berada di atas kendara roda dua itu sepanjang jalan pemandangan di penuhi dengan luas belantara yang sudah di kuras hasil kayunya, memanjang dari utara ke selatan sampai di daerah pasir utara, sebuah kabupaten baru yang di mekarkan dari kota madya balik papan, alhamdulillah ala kullihaalin.
bertemu sejumlah perantau dari semua daerah menciptakan kesan seolah-olah saya berada di zona taman mini indonesia indah yang lengkap dengan kakayaan etnis,ras dan suku bangsa, dari merka banyak yang mengajukan pertanyaan seperti apa sih NTB itu????
saya bercerita tentang bentang alam NTB dari barat pantai ampenan sampai selat sape,bercerita tentang kondisi alamnya yang kaya dengan tanaman kaya karbohidrat dengan potensi,komoditi dan tanaman unggulan,hingga menceritakan tentang upaya pemerintah untuk menjemput bola dengan meluncurkan program unggulan Visit Lombok Sumbawanya.. (Abu Ikbal)

Senin, 13 April 2015

SEJARAH SYEH SITI JENAR

Oleh: KH.Shohibul Faroji Al-Robbani

Nama asli Syekh Siti Jenar adalah Sayyid Hasan ’Ali Al-Husaini, dilahirkan di Persia, Iran. Kemudian setelah dewasa mendapat gelar Syaikh Abdul Jalil. Dan ketika datang untuk berdakwah ke Caruban, sebelah tenggara Cirebon. Dia mendapat gelar Syaikh Siti Jenar atau Syaikh Lemah Abang atau Syaikh Lemah Brit.

Syaikh Siti Jenar adalah seorang sayyid atau habib keturunan dari Rasulullah Saw. Nasab lengkapnya adalah Syekh Siti Jenar [Sayyid Hasan ’Ali] bin Sayyid Shalih bin Sayyid ’Isa ’Alawi bin Sayyid Ahmad Syah Jalaluddin bin Sayyid ’Abdullah Khan bin Sayyid Abdul Malik Azmat Khan bin Sayyid 'Alwi 'Ammil Faqih bin Sayyid Muhammad Shohib Mirbath bin Sayyid 'Ali Khali Qasam bin Sayyid 'Alwi Shohib Baiti Jubair bin Sayyid Muhammad Maula Ash-Shaouma'ah bin Sayyid 'Alwi al-Mubtakir bin Sayyid 'Ubaidillah bin Sayyid Ahmad Al-Muhajir bin Sayyid 'Isa An-Naqib bin Sayyid Muhammad An-Naqib bin Sayyid 'Ali Al-'Uraidhi bin Imam Ja'far Ash-Shadiq bin Imam Muhammad al-Baqir bin Imam 'Ali Zainal 'Abidin bin Imam Husain Asy-Syahid bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad Rasulullah Saw.

Syaikh Siti Jenar lahir sekitar tahun 1404 M di Persia, Iran. Sejak kecil ia berguru kepada ayahnya Sayyid Shalih dibidang Al-Qur’an dan Tafsirnya. Dan Syaikh Siti Jenar kecil berhasil menghafal Al-Qur’an usia 12 tahun.

Kemudian ketika Syaikh Siti Jenar berusia 17 tahun, maka ia bersama ayahnya berdakwah dan berdagang ke Malaka. Tiba di Malaka ayahnya, yaitu Sayyid Shalih, diangkat menjadi Mufti Malaka oleh Kesultanan Malaka dibawah pimpinan Sultan Muhammad Iskandar Syah. Saat itu. KesultananMalaka adalah di bawah komando Khalifah Muhammad 1, Kekhalifahan Turki Utsmani. Akhirnya Syaikh Siti Jenar dan ayahnya bermukim di Malaka.

Kemudian pada tahun 1424 M, Ada perpindahan kekuasaan antara Sultan Muhammad Iskandar Syah kepada Sultan Mudzaffar Syah. Sekaligus pergantian mufti baru dari Sayyid Sholih [ayah Siti Jenar] kepada Syaikh Syamsuddin Ahmad.

Pada akhir tahun 1425 M. Sayyid Shalih beserta anak dan istrinya pindah ke Cirebon. Di Cirebon Sayyid Shalih menemui sepupunya yaitu Sayyid Kahfi bin Sayyid Ahmad.

Posisi Sayyid Kahfi di Cirebon adalah sebagai Mursyid Thariqah Al-Mu’tabarah Al-Ahadiyyah dari sanad Utsman bin ’Affan. Sekaligus Penasehat Agama Islam Kesultanan Cirebon. Sayyid Kahfi kemudian mengajarkan ilmu Ma’rifatullah kepada Siti Jenar yang pada waktu itu berusia 20 tahun. Pada saat itu Mursyid Al-Thariqah Al-Mu’tabarah Al-Ahadiyah ada 4 orang, yaitu:

1. Maulana Malik Ibrahim, sebagai Mursyid Thariqah al-Mu’tabarah al-Ahadiyyah, dari sanad sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq, untuk wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku, dan sekitarnya
2. Sayyid Ahmad Faruqi Sirhindi, dari sanad Sayyidina ’Umar bin Khattab, untuk wilayah Turki, Afrika Selatan, Mesir dan sekitarnya,
3. Sayyid Kahfi, dari sanad Sayyidina Utsman bin ’Affan, untuk wilayah Jawa Barat, Banten, Sumatera, Champa, dan Asia tenggara
4. Sayyid Abu Abdullah Muhammad bin Ali bin Ja’far al-Bilali, dari sanad Imam ’Ali bin Abi Thalib, untuk wilayah Makkah, Madinah, Persia, Iraq, Pakistan, India, Yaman.

Kitab-Kitab yang dipelajari oleh Siti Jenar muda kepada Sayyid Kahfi adalah Kitab Fusus Al-Hikam karya Ibnu ’Arabi, Kitab Insan Kamil karya Abdul Karim al-Jilli, Ihya’ Ulumuddin karya Al-Ghazali, Risalah Qushairiyah karya Imam al-Qushairi, Tafsir Ma’rifatullah karya Ruzbihan Baqli, Kitab At-Thawasin karya Al-Hallaj, Kitab At-Tajalli karya Abu Yazid Al-Busthamiy. Dan Quth al-Qulub karya Abu Thalib al-Makkiy.

Sedangkan dalam ilmu Fiqih Islam, Siti Jenar muda berguru kepada Sunan Ampel selama 8 tahun. Dan belajar ilmu ushuluddin kepada Sunan Gunung Jati selama 2 tahun.

Setelah wafatnya Sayyid Kahfi, Siti Jenar diberi amanat untuk menggantikannya sebagai Mursyid Thariqah Al-Mu’tabarah Al-Ahadiyyah dengan sanad Utsman bin ’Affan. Di antara murid-murid Syaikh Siti Jenar adalah: Muhammad Abdullah Burhanpuri, Ali Fansuri, Hamzah Fansuri, Syamsuddin Pasai, Abdul Ra’uf Sinkiliy, dan lain-lain.

KESALAHAN SEJARAH TENTANG SYAIKH SITI JENAR YANG MENJADI FITNAH adalah:

1. Menganggap bahwa Syaikh Siti Jenar berasal dari cacing. Sejarah ini bertentangan dengan akal sehat manusia dan Syari’at Islam. Tidak ada bukti referensi yang kuat bahwa Syaikh Siti Jenar berasal dari cacing. Ini adalah sejarah bohong. Dalam sebuah naskah klasik, Serat Candhakipun Riwayat jati ; Alih aksara; Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah, 2002, hlm. 1, cerita yg masih sangat populer tersebut dibantah secara tegas, “Wondene kacariyos yen Lemahbang punika asal saking cacing, punika ded, sajatosipun inggih pancen manungsa darah alit kemawon, griya ing dhusun Lemahbang.” [Adapun diceritakan kalau Lemahbang (Syekh Siti Jenar) itu berasal dari cacing, itu salah. Sebenarnya ia memang manusia yang akrab dengan rakyat jelata, bertempat tinggal di desa Lemah Abang]….

2. “Ajaran Manunggaling Kawulo Gusti” yang diidentikkan kepada Syaikh Siti Jenar oleh beberapa penulis sejarah Syaikh Siti Jenar adalah bohong, tidak berdasar alias ngawur. Istilah itu berasal dari Kitab-kitab Primbon Jawa. Padahal dalam Suluk Syaikh Siti Jenar, beliau menggunakan kalimat “Fana’ wal Baqa’. Fana’ Wal Baqa’ sangat berbeda penafsirannya dengan Manunggaling Kawulo Gusti. Istilah Fana’ Wal Baqa’ merupakan ajaran tauhid, yang merujuk pada Firman Allah: ”Kullu syai’in Haalikun Illa Wajhahu”, artinya “Segala sesuatu itu akan rusak dan binasa kecuali Dzat Allah”. Syaikh Siti Jenar adalah penganut ajaran Tauhid Sejati, Tauhid Fana’ wal Baqa’, Tauhid Qur’ani dan Tauhid Syar’iy.

3. Dalam beberapa buku diceritakan bahwa Syaikh Siti Jenar meninggalkan Sholat, Puasa Ramadhan, Sholat Jum’at, Haji dsb. Syaikh Burhanpuri dalam Risalah Burhanpuri halaman 19 membantahnya, ia berkata, “Saya berguru kepada Syaikh Siti Jenar selama 9 tahun, saya melihat dengan mata kepala saya sendiri, bahwa dia adalah pengamal Syari’at Islam Sejati, bahkan sholat sunnah yang dilakukan Syaikh Siti Jenar adalah lebih banyak dari pada manusia biasa. Tidak pernah bibirnya berhenti berdzikir “Allah..Allah..Allah” dan membaca Shalawat nabi, tidak pernah ia putus puasa Daud, Senin-Kamis, puasa Yaumul Bidh, dan tidak pernah saya melihat dia meninggalkan sholat Jum’at”.

4. Beberapa penulis telah menulis bahwa kematian Syaikh Siti Jenar, dibunuh oleh Wali Songo, dan mayatnya berubah menjadi anjing. Bantahan saya: “Ini suatu penghinaan kepada seorang Waliyullah, seorang cucu Rasulullah. Sungguh amat keji dan biadab, seseorang yang menyebut Syaikh Siti Jenar lahir dari cacing dan meninggal jadi anjing. Jika ada penulis menuliskan seperti itu. Berarti dia tidak bisa berfikir jernih. Dalam teori Antropologi atau Biologi Quantum sekalipun.Manusia lahir dari manusia dan akan wafat sebagai manusia. Maka saya meluruskan riwayat ini berdasarkan riwayat para habaib, ulama’, kyai dan ajengan yang terpercaya kewara’annya. Mereka berkata bahwa Syaikh Siti Jenar meninggal dalam kondisi sedang bersujud di Pengimaman Masjid Agung Cirebon. Setelah sholat Tahajjud. Dan para santri baru mengetahuinya saat akan melaksanakan sholat shubuh.“

5. Cerita bahwa Syaikh Siti Jenar dibunuh oleh Sembilan Wali adalah bohong. Tidak memiliki literatur primer. Cerita itu hanyalah cerita fiktif yang ditambah-tambahi, agar kelihatan dahsyat, dan laku bila dijadikan film atau sinetron. Bantahan saya: “Wali Songo adalah penegak Syari’at Islam di tanah Jawa. Padahal dalam Maqaashidus syarii’ah diajarkan bahwa Islam itu memelihara kehidupan [Hifzhun Nasal wal Hayaah]. Tidak boleh membunuh seorang jiwa yang mukmin yang di dalam hatinya ada Iman kepada Allah. Tidaklah mungkin 9 waliyullah yang suci dari keturunan Nabi Muhammad akan membunuh waliyullah dari keturunan yang sama. Tidak bisa diterima akal sehat.”

Penghancuran sejarah ini, menurut ahli Sejarah Islam Indonesia (Azyumardi Azra) adalah ulah Penjajah Belanda, untuk memecah belah umat Islam agar selalu bertikai antara Sunni dengan Syi’ah, antara Ulama’ Syari’at dengan Ulama’ Hakikat. Bahkan Penjajah Belanda telah mengklasifikasikan umat Islam Indonesia dengan Politik Devide et Empera [Politik Pecah Belah] dengan 3 kelas:
1) Kelas Santri [diidentikkan dengan 9 Wali]
2) Kelas Priyayi [diidentikkan dengan Raden Fattah, Sultan Demak]
3) Kelas Abangan [diidentikkan dengan Syaikh Siti Jenar]

Wahai kaum muslimin melihat fenomena seperti ini, maka kita harus waspada terhadap upaya para kolonialist, imprealis, zionis, freemasonry yang berkedok orientalis terhadap penulisan sejarah Islam. Hati-hati jangan mau kita diadu dengan sesama umat Islam. Jangan mau umat Islam ini pecah. Ulama’nya pecah. Mari kita bersatu dalam naungan Islam untuk kejayaan Islam dan umat Islam.


Maryam Simbol Feminisme Modern

Nama itu begitu halus
menyiratkan harapan sewaktu pupus
belum hilang semua terhapus
nyatanya masih tergerus arus

Ar-Rahman (Menikmati Indahnya RahmatMU meski dalam keterbatasan)

Muara Bengkal Estate_Kutai Timur, Kaltim, menguak tanah kuning kemerahan yang diterpa panas hanya mengembuskan kepulan debu bagaikan asap pabrik,namun beceknya melekat bagaikan adonan kanji, memiliki estetik yang mengakar kuat, bumi yang terhampar luas dipenuhi belantara yang terolah mantap, mengisyaratkan perut buminya yang tak pernah terkuras meski berjuta2 ton liter minyaknya di hisap dan terminum, cekukan air yang serak2 seakan tak pernah sepi dari pesta pora ikan2 sebesar kakap, walau siangnya menembus angka 75derajat celcius namun di sebaliknya hujan menguyur bagai pemadam gersang dalam curahnya mengisahkan pulau berbentuk hewan ini dengan gelar bumi tropis, tak sampai disitu, kehidupan warga dengan background ras dan etnisnya menambah semarak hidup dalam suasana heterogenis yang kian pamiliar dan famous, bahkan aku sendiri serumah dengan seorang nasrani ortodok katholik yang begitu hormat dengan keislamanku, rutinitas menguras hasil alam yang seakan memuntahkan material siap olah menjadi irama pesta pora kaum borjuis dengan kapitalistik perusahaan yang tak terkalahkan oleh pemikiran kaum proletar yang hanya mengandalkan dengusan nafas dan tengadah tangan, meski jarak dengan ibukota cukup jauh namun kendali zaman dan kemudi peradaban seakan di pegang penghuni kepulauan khatulistiwa ini, anak kecil seusia taman kanak-kanak telah pandai menghisap lem pipa dan rokok buatan amerika dengan kadar nikotin mendekati angka 4, chauvinisme ego kesukuan muncul tiba-tiba, bagai bara dalam sekam tak pernah hilang kuantitas kaum emigran kian meningkat dengan paralelnya sembakau yang meningkat akibat anjloknya rupiah, kalimantan seakan menjadi password bagi semangat kaum menengah yang bermodal nekat mengadu nasib bermain untung-untungan bak melempar mata dadu, tersadar dalam kondisi yang bergelang tanggung jawab membatsi ruang sketsa dengan lirih do'a, LA TU'AKHIZNA IN NASYNA AU AKHTO'NA WALA TUHAMMILNA MA LA TOQOTA LANA BIHI WA'FU ANNA, SALAM 

13 Maret 2015 pukul 20:22

Sabtu, 11 April 2015

Al Hijr, Zaman Batu dan Prasejarah. (Sebuah Inagurasi Sintaksis)

Sudah hampir 200 hari meninggalkan NTB, negeri yang telah membangun jiwa ragaku, yang sekarang melek dengan pesona wisata seperti negeri sebelah baratnya, meski dengan groun basic yang berbeda namun pesona wisata merupakan alat pital untuk menggapai maslahat kaum religius dalam slogan wisata religi.
Beberapa hari terakhir ini saya ikuti beberapa tautan yang menjelaskan bahwa di NTB sedang ngetrennya Tukang Gosok Batu, entah sebagai cindramata atau sekedar sebuah pajangan.
Ditengah-tengah carut marutnya politik, memanasnya termodinamika kaum politisi,dan disaat down up nya kurs rupiah, NTB malah makin mempercantik diri dengan pesona-lithik.
Istilah lithikum menjadi bagian tersendiri dalam lembar sejarah peradaban, seperti, mesolithikum,neolithikum dan antah berantah lainnya..
Kehadiran batu dalam peradaban manusia secara alami merupakan kebutuhan religi sebagaimana kondisi hajar aswad yang di kritisi umar Ra. Namun itu adalah peninggalan bersejaran sebagaimana ka'bah adalah susunan batu-batu, yang menarik dari tarik ulur benang merah ini adalah integritas kaum intlektual sebagaimana yang dijabarkan bahwa mereka adalah agen of change, ternyata tak berdengung lagi bagaikan hujan menyiram lebah sepi,hampa,dan tampa gerakan, cendrung statis dan mati kutu,padahal disisi lain mereka adalah mass giant (raksasa massa) untuk membebaskan belenggu2 hirarkis antara penguasa dan jelata. 
Tak pernah ada demo, tak pernah ada aksi penolakan,dan tak pernah ada diskusi, mereka bungkam bagaikan mesiu yang dijadikan pajangan didepan museum, mungkin saja kondisi ini adalah langkah awal NTB dan Lombok khususnya untuk berfikir ulang setidaknya berbuat untuk masyarakat....

Al Kautsar,

Membolak balik lembaran dan mengutak atik halaman yang berisikan corat coret aktifitas rasa, menemukan beberapa kata yang belum memiliki makna sempurna, mengurung diri dalam kamar, sebagai sebuah pilihan, matahari dan bulan silih berganti,hujan dan terik saling mendahului seakan ingin membuktikan kepada manusia tentang keperkasaan mereka, tatkala kerasnya kehidupan mulai menyedot energi humanitas.
Di langit sebentar lagi matahari yang jengkel semenjak pagi tadi terhalang awal akan berpaling,digantikan cantiknya piurnama bulan malam berbintang, sembari mengeja abjad abjad dalam keyboard handphone mengaji kembali kitab masalalu yang hampir mengurai ditelan waktu.
Teman dan sahabat silih berganti mngantri kepentingan dan watak namun tak dapat disembunyikan dari mereka raut kekurangan kekurangan atas hasil yang dikumpulkan melalui kerja keras, melawan sistem kapitalistik perusahaan,
Aku yang rindu kepada anak dan istriku di kampung halaman menghitung hari2 dalam sejuta rasa,mengalkulasi kebahagiiaan yang mungkin terjelma dari pertemuan, namun pada hakikatnya tak mengurangi beban dan tanggung jawab atas rumah tangga diatas pondasi keserba terbatasan.
Mendekati hari yang ke 200 setelah tak melihat mereka terlelap disamping tempat tidurku membuat air mata seakan ingin menetes laksana tubuh terpanggang matahari dan keringat muncrat dari pori pori. Senyum dan ketduhan wajah tulus takberdosa dengan hari hari kanak-kanak yang ceria hampir meransang diriku untuk melopat menceburkan diri melintasi lautan indonesia hingga tembus ditanah dwipa pulau sejjuta cerita tanah jawa, melampaui semua penduduknya dan berjumpa dengan keriduan mereka.