Kekuasaan, ekonomi,kesejahteraan,kebijakan dan penegakan
hukum adalah matarantai yang saling mengikat satu sama lain. Pada abad 18
Rossew mencoba mengurai dan memutus mata rantai dengan teori trias politikanya,
meski belum dikatakan berhasil sepenuhnya, tetapi setidaknya Rossew telah
membuka mata dunia modern tentang hakikat sebuah amanat Kedaulatan Rakyat.
Berabad-abad sebelum Rossew, Almawardi dalam ahkamul
sulthaniyah pun mencoba mendakwahkan proses dan strata individu dalam sistem
demokrasi dalam terminologi siyasah, meski dibilang terlalu pundamental atau
sekurangnya tdak dikatakan konservatif tetapi Almawardi berhasil menancapkan
pengaruhnya di paruh abad Ketujuh dalam sejarah peradaban islam.
Yupp, berangkat dari konstelasi sejarah tersebut
tempramen dan tingkat akomodir masyarakat terhadap definisi demokrasi
menunjukkan angka yang cukup membelalakkan mata dunia, bahwa kekuasaan
merupakan suatu kebutuhan sekunder bahkan nyaris menjadi kebutuhan primer,
dengan tingkat kemampuan akselerasi yang terbilang sangat tinggi, mulai dari
utara Persia hingga menembus jantung Romania, membentang dari Yunani hingga
negeri yang menjunjung tinggi Hak Asasi hingga Emansipasi.
Di indonesia atau sekurang-kurangnya NTB dalam skala
Kabupaten Kota Hingga Kelurahan dan Desa-desa seolah tak ingin atau bahkan
enggan di isolir dunia, sebagai bukti bliho-baliho Balon dan Calon yang
memadati tiap sudut jalan, stiker-stiker yang berderet-deret dengan Iklan
Produk Dagangan menjadi sketsa dan wajah Demokrasi yang belum secara maksimal
difahami oleh masyarakat kelas cilik, entah karena kelas Elitnya terlalu asyik
dan mabuk dalam pesta, akibatnya di sudut pasar, di warung-warung kopi,hingga
pinggir jalan kita menjumpai diskusi dan diksi bahkan tidak sedikit yang
bertindak anarkis atas nama Demokrasi.
Euforia dan hedonisme demokrasi semacam ini telah
berubah menjadi obat peransang paling tokcer selain digandrungi publik juga
terbukti mampu mempengruhi ribuan Bahkan Jutaan Manusia berjubel dan
berdesak-desakan diantara riuh janji-janji politik tanpa berfikir logis bahwa
sesungguhnya politik Adalah Candu Demokrasi.
#dihariSumpahPemuda 2017
Abu Ikbal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar