Minggu, 30 Maret 2014

Al Kahfi Dan Mimbar Khalwat

Berbagai terminologi yang dikupas tentang sebuah konsep yang akan menjelaskan sebuah konjugasi antara terminologi kaum isoteris dengan kausalitas yang di tawarkan ahli fiqih memang masih belum menemukan sebuah keputusan final, namun ada baiknya mungkin menjelaskan kembali atau sekedar mencoba mengurai benang kusut seputar dunia khalwat,
pendekatan yang saya ingin ungkapkan adalah sebuah penomena ketokohan seorang tuan guru diwilayah selatan yang saya pernah kunjungi yaitu Tuan Guru H Sibawaihi Mutawally bin H. Mutawally bin Yahya Alkalimi.
Pagi itu (30/03/14) saya mencoba starter motor saya dan melesat menuju Tempat khalwat beliau di kawasan Pemongkong. setibanya di sana saya cukup lama menunggu kurang lebih sekitar 10 jam baru kemudian beliau bisa menjumpai rombongan saya. dari pertemuan itu saya bersama rombongan di berikan kesempatan mengikuti pengajian rutin belau bersama jamaah yang hadir  disana.
Beliau kemudian mulai membuka majlis taklim dengan mengupas tuntas beberapa teori dan menjawab beberapa pertanyaan dari jamaah yang hadir, dalam pengajiannya beliau menjelaskan kepada jamaah tentang makna dan hakikat rukun islam dan aktualisasi dalam diri manusiaberikut saya rangkum dalam sebuah catatan kecil berikut ini.
Islam secara teologis dan syariat terdiri dari lima dasar yaitu lima rukun, dan secara hakikat rukun islam itu bisa dimaknai dengan shalat yang lima waktu,
pertama rukun islam itu adalah syahadat atau syahadatain yang berarti dua kesaksian diri bila syahadatain ini di aktualisasi dalam diri manusia maka panca indra yang paling cepat melakukan respon terhadap penyaksian adalah kedua mata dan kedua telinga yang berjumlah empat, makna ini sebanding dengan makna Zuhri yang berarti shalat Zuhur (Jelas dan Nyata)
Kedua,Yaitu shalat yang bermakna bersambung dan saling mengantar sebagai contoh adalah sampainya maksud dan tujuan anggota badan pada suatu tempat apabila di sampaikan oleh kedua kaki untuk berjalan menuju arah tersebut maka hakikatnya adalah kedua tangan dan kedua kaki yang berjumlah empat tersebut adalah gambaran rakaat pada shalat asar yang bermakna Masa (sampai Masa)
Ketiga adalah zakat yang berarti suci, sucinya aktualisasi manusia secara hakikat pada dasarnya berpusat pada segala sesuatu yang keluarmasukdalam raganya yang membentuk jasad manusia tersebut, sistem Respirasi dan Sistem pencernaan yang di berikan Allah Adalah Manifestasi dari Shalat maghrib tiga rakaat yang berarti (Terbit dan Tenggelam atau keluar masuk)
Keempat adalah Shaum yang berarti melakukan puasa aktualisasinya secara jasadi adalah membersihkan manusia atau menghiasinya dengan sifar Romadhan yaitu Ro = Rohmah (Kasih sayang) Ma=Magfirah (memaafkan) Dha=khudu'(menghargai) 'A=Alif (Ulfah) Membela atau tolong menolong dan Na=Nurun ( Menerangi) ke seluruhannya dimanifestasikan dengan isya' atau menunggu  empat rakaat, yang paralel dengan makna shaum.
Terakhir Adalah hajji atau Hujjah yang secara hakikat berarti tujuan atau tempat berpulangnya segala makhluk yaitu diciptakannya dua tempat oleh allah Yaitu Syurga dan Neraka manifestasi jasadiyahnya adalah dua jalan yai Qubul dan Dubur semisal Air yang diminum maka yang keluar adalah air dari depan (Qubul) sebagai isyarat kebenaran kalimatul istirja' "Innalillahi wainna ilaihi rojiun" sedangkan perumpamaan makanan yang berubah bentuk menjadi bentuk yang berbeda dari asalnya (Dubur) adalah manifestasi Neraka yang di terjemahkan oleh Subuh atau Pensucian diri yang memiliki jumlah dua Rokaat.

Allahua'lam bissawab.

Lombok timur Ba'da Isya'

Abu Ikbal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar