Selasa, 25 Maret 2014

An-Nahl dan Kompoy Massa

Berat Hati saya akan mengungkap peristiwa yang sedang melanda negeri indonesia saat ini betapa tidak ribuan bahkan jutaan ribu penduduk negeri sejuta pulau itu seperti tak bosan-bosannya berkonvoy, beriringan,bersorak soray seraya menggemakan yel-yel kebanggaan mereka yang sejatinya mereka belum tahu muara dari keyakinan yang panatis itu.
Pernahkah anda berfikir secara jernih tentang kondisi tersebut ataukah anda sekedar hanya ikut-ikutan trend dan gaya politik agar tidak diklaim sebagai masyarakat yang ketinggalan gaul? atau mungkin anda tidak bergerak sama sekali dari keyakinan anda dan meyakini bahwa GOLPUT atau golongan anti suara adalah jalur paling geTOL untul melaju diatas jalur yang sunyi sengketa politik?
Saya Merasa terpanggil untuk mengupas penomena tersebut karena saya menjumpai salah satu surah dalam Alquran yang bernama An Nahl atau lebah, yang menarik perhatian saya terhadap surah yang satu ini adalah karena didalamnnya terdapat sebuah pesan moralitas yang ekspisit dan sarat filosofis, saya katakan demikian karena An-nahl adalah makhluk ciptaan allah yang tergolong paling unik dan paling banyak mengandung manfaat menurut penelitian para ahli walupun anlisanya masih belum seratus persen namun secara ilmiah tak terbantahkan.
Berawal dari Epistimologi diatas sebuah hipotesa dan pendekatan paling Purba yang di publikasikan kaum intlektualuntuk membongkar kebenaran Alquran secara sains adalah benar adanya, namun bukan bermaksud menarik ulur maksud suci tersebut karena saya cendrung memotret makna Annahl dari lensa yang berbeda dan analisa yang lain pula.
Contoh Plaing riil yang dilakukan lebah adalah kebiasaannya yang berkoloni atau berjamaah merupakan perumpamaan yang di berikan allah kepada manusia untuk mereka pelajari, lain halnya dengan Kompoy dan Kampanye Politik yang berisi Orasi paling Prorakyat yang mencoba di jual dengan tingkat obral paling elit diatas panggung yang bergelegar dengan hujan buatan dan hujan keringat di bawah langt tanah lapang, pertanyaannya adalah dimana Paralensinya???
Samakah hal tersebut jika lebah berkumpul untuk menghasilkan madu untuk dimanfaatkan sebagai obat untuk mengobati segala kerusakan pada organ tubuh manusia.. lalu apakah partai politik dan Koloninya berkonvoy dan berorasi secara politis dengan tujuan Untuk menghasilkan Madu yang bermaslahat dan bermanfaat unntuk kepentingan ummat manusia atau sekedar pepesan kosong orasi politk tampa bukti ladang membanggakan diri dengan mengerdilkan saudara sendiri... 

Allahu'alam bisshawab
Lombok Timur 25/03/2014

Abu Ikbal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar